Proposal Pendirian Taman Baca Masyarakat "Aksara Dunia"


Proposal Pendirian Taman Baca Masyarakat

SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN ANAK BANGSA
MENUJU KEADILAN SOSIAL BERKEADABAN

A.       Latar Belakang
“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, … mencerdaskan kehidupan bangsa, … mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.
Semangat kemanusiaan di atas sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, seolah membisikkan ke dalam bilik sanubari segenap elemen bangsa untuk segera berupaya mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. Secara jelas, misi pendidikan tersebut menduduki posisi vital dalam membangun karakter sebuah bangsa. Sejarah mencatat, hampir empat abad lamanya belenggu kolonialisme berjaya di bumi Indonesia. Tak terhitung berapa banyak sumber daya alam seperti bahan-bahan makanan dan energi diserap habis-habisan, begitu juga mental bangsa yang coba dihancurkan, diperas dan dihina semena-mena oleh bangsa penjajah. 
Kokohnya belenggu kolonialisme dilatarbelakangi karena ketertinggalan pendidikan bangsa Indonesia dibandingkan dengan bangsa di luarnya. Kemelaratan dan kemiskinan sengaja dijadikan alat agar rakyat Indonesia tidak berdaya dan melupakan kebutuhan pendidikannya. Sehingga, kebutuhan mempertahankan hidup menjadi satu-satunya tujuan rakyat Indonesia saat itu.  
Sekarang, setelah Indonesia merdeka kebijakan tentang pendidikan mulai bergairah dan bergerak maju. Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2) ditegaskan tentang hak warga negara yang diikuti dengan kewajiban pemerintah mengusahakan dan menyenggaran sistem pengajaran nasional. Begitu pula pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 5 (1) mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak bagi semua warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Lebih jelas lagi dalam UU Sisdiknas Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang  beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab.   
Untuk menunjang kebijakan tersebut, telah banyak terobosan program yang dirancang dan dilaksanakan pemerintah. Sejak era reformasi dapat kita ketahui sejumlah kebijakan yang cukup pro pendidikan. Dan memasuki tahun 2008-2009 anggaran pendidikan telah dinaikkan hingga 20% dari total belanja negara dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sesuai dengan amanat UU Sisdiknas. Hal ini merupakan isyarat positif untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang lebih maju dan beradab.
Isyarat positif ini dapat dilihat dari adanya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, subsidi pendidikan melalui dana BOS, mulai digalakkannya pendidikan gratis mulai SD hingga SMA, Program Keluarga Harapan (PKH) yang ditujukan untuk keluarga tak mampu agar giat bersekolah, dan disahkannya UU Guru dan Dosen yang memunculkan konsekuensi peningkatan kesejahteraan guru dan dosen, baik dari sisi profesionalitas guru melalui program sertifikasi, hingga peningkatan taraf kehidupan guru itu sendiri. Semua ini adalah iklim produktif atas misi kemajuan dunia pendidikan untuk sekarang dan masa depan.
Namun di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, realitas sosial yang berkembang di masyarakat berjalan tidak sebanding dengan yang diharapkan. Data menunjukkan, tingkat pengangguran semakin lama semakin meningkat, kriminalitas semakin merajalela, dan angka anak putus sekolah semakin tinggi. Hal ini merupakan hambatan terhadap upaya perbaikan yang sedang digalakkan. Keterlibatan semua komponen masyarakat diharapkan dapat mengakselerasi upaya-upaya perbaikan tersebut, sehingga terjadi keselarasan antara kebijakan pemerintah dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Berdasar studi di atas dan berawal dari sebuah intensitas diskusi kecil yang diprakarsai oleh Komunitas Kajian Ilmiah “OGB Community”, dan didorong pula oleh kebutuhan masyarakat akan wadah yang mengayomi putra-putri mereka, terciptalah satu gagasan untuk mendirikan perpustakaan masyarakat yang diberi nama Tama Baca Masyarakat “Aksara Dunia”. Gagasan ini sebagai bentuk tanggung jawab dalam melakukan rekayasa sosial demi tercapainya peningkatan mutu pendidikan di masyarakat.
Keberadaan Taman Baca ini sangat penting  melihat kejumudan masyarakat yang sulit mengontrol anak-anak mereka. Kesibukan mencari sumber penghidupan melalaikan orang tua akan arti penting pengawasan masa kanak-kanak dan masa pubertas menjelang dewasa. Akibatnya, masa keemasan ini sering lepas dari amatan orangtua yang mengakibatkan karakter anak yang hedonis, asosial dan malpraktek. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak remaja yang lari pada dunia narkoba (baca, pengedar dan pengguna narkoba), dan keputusan bunuh diri di usia dini. Alasan inilah yang menjadi landasan ideal pendirian Taman Baca Masyarakat ini, supaya anak-anak generasi bangsa tersebut dapat berkumpul dan bersosial secara positif dengan melakukan aktivitas belajar dan bermain bersama.
Adapun penempatan Taman Baca Masyarakat (TBM) ini sengaja diletakkan di tengah mobilitas sosial yang berdekatan dengan akses perdagangan di pasar tradisional Dukun dan dekat lembaga pendidikan di sekitarnya. Di kawasan ini terdapat ritus pendidikan yang telah lama mengakar di masyarakat, berupa lembaga pendidikan pondok pesantren (Ihyaul Ulum, Maskumambang dan Al-Karimi) dan lembaga-lembaga pendidikan yang lain, mulai tingkat PAUD hingga Perguruan Tinggi (PT). Ditinjau dari letak geografisnya berdekatan dengan perbatasan kecamatan Karangbinagun Kabupaten Lamongan. Maka dipilihnya kecamatan Dukun Gresik sebagai tempat berdirinya Taman Baca Masyarakat (TBM) ini sangat representatif  karena aksesnya yang mudah dijangkau.
B.       Visi dan Misi
Visi dan misi berdirinya taman baca masyarakat ini adalah;
-       Mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berharkat dan bermartabat demi tercapainya cita-cita luhur keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
-       Menjunjung tinggi nilai kemanusian dengan tercapainya keberhasilan pendidikan jasmani dan rohani. 

C.       Peta Persoalan
-       Belum adanya forum/kelompok strategis yang mendesain tentang perpustakan masyarakat di sekitar wilayah kecamatan Dukun Gresik.
-       Belum terdapat pusat pembelajaran diluar kegiatan pendidikan formal, baik berupa tempat permainan bersama maupun tempat berdiskusi.
-       Masih berseraknya buku-buku atau dokumentasi-dokumentasi tertulis tentang kondisi sosial dan kebudayaan masyarakat, khususnya kondisi masyarakat sekitar Dukun Gresik yang merupakan pusat pendidikan pesantren mulai dulu hingga sekarang.
-       Paradigma pendidikan yang masih berpegang teguh bahwa pendidikan hanya didapatkan dilembaga formal tanpa mengindahkan manfaat yang sangat besar dari pendidikan informal, non-formal.
-       Terhambatnya akses publik untuk mengakses buku-buku terbaru yang amat dibutuhkan untuk kelanjutan misi pendidikan masyarakat.

D.       Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan yang diagendakan pada TBM ini sebagaimana berikut:
1.    Membuat taman bermain anak-anak
Kegiatan ini untuk menarik minat anak-anak agar datang dan berkumpul, sekaligus dijadikan wahana untuk bersosial dan melakukan pembinaan mental. Skala permainan yang digunakan adalah permainan tradisional dan out bond.
2.    Mendesain kelompok bercerita
Kegiatan ini berguna untuk mewariskan budaya tutur dari hasil transformasi pengetahuan yang sudah diperoleh, baik berkaitan dengan tema-tema sejarah, keagamaan dll.
3.    Diskusi tematik mingguan dan bulanan
Kegiatan ini diprioritaskan untuk kalangan siswa-siswi, mahasiswa dan jenjang akademik yang lebih tinggi agar mempunyai sensifitas sosial yang dibutuhkan masyarakat.
4.    Studi kebutuhan buku bacaan masyarakat
Mengupayakan minat pengetahuan mayarakat akan informasi yang diharapkannya.

E.       Tujuan Kegiatan
-       Membangun kebudayaan masyarakat yang gemar membaca dan menulis.
-       Mensosialisasi gagasan tentang “pendidikan sepanjang hayat” sebagai alternatif pendidikan yang merakyat.
-       Mengembangkan kapasitas kelompok terdidik supaya memahami dan memperjuangkan hak-hak sosial dan kemasyarakatannya.
-       Mendorong kelompok mayoritas terdidik (guru, dosen, kiai, ustadz, dll) agar memberikan akses dan kesempatan yang setara bagi kelompok masyarakat bawah untuk berpatisipasi di dalam produksi pengetahuan umum, agama dan teknologi.
-       Membentuk kelompok-kelompok strategis untuk mengembangkan gagasan tentang pembinaan masyarakat melalui dunia pendidikan non-formal agar sesuai dengan kemampuan masyarakat bawah.

F.       Kelompok dan Wilayah Sasaran
Kelompok sasaran kegiatan ini adalah anak-anak desa, siswa-siswi sekolah, mahasiswa komunitas santri pesantren dan beberapa elemen masyarakat umumnya.
Untuk kegiatan tahun pertama kelompok sasaran ini diprioritaskan di:
1.      Sekolah-sekolah formal; MI/SD, MTS/SMP, MA/SMA.
2.      Lembaga-lembaga pendidikan masyarakat seperti TPA/TPQ
3.      Kelompok bimbingan belajar mulai tingkat MI/SD s/d MA/SMA.
4.      Lembaga pendidikan Pesantren di sekitar Kecamatan Dukun Gresik.
5.      Organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.

Alasan Pemilihan Kelompok Sasaran
Secara faktual, terdapat banyak kelompok-kelompok sosial yang tersebar di kecamatan Dukun Gresik, mulai dari guru, mahasiswa, ustadz dan elemen masyarakat lain seperti pegawai desa, kecamatan, pedagang-pedagang, kuli pasar dll. Tetapi sangat tidak mungkin untuk menjangkau masing-masing individu-individu tersebut di dalam kegiatan untuk waktu 1 tahun ke depan. Untuk itu, sangat diperlukan prioritas lembaga-lembaga pendidikan formal yang sangat dimungkinkan bisa dimasukkan ke dalam wilayah kegiatan sekaligus bisa dilakukan kerjasama yang intens dan mendalam.

G.       Manajemen Pengelolaan
Untuk memajukan perpustakaan masyarakat ini diperlukan beberapa langkah-langkah dan sistem pengelolaan, antara lain;
-   Sharing buku dengan perpustakaan daerah Kabupaten Gresik
-   Kerjasama dengan penerbit, baik berupa resensi buku, bedah buku dll.
-   Pengadaan buku melewati beberapa tahap
1.   Melalui instansi pemerintah
2.   Sumbangan dari mekanisme rekruetmen anggota, dengan klasifikasi sebagai berikut;
a.    Untuk anak-anak (SD s/d SMA) diwajibkan menyumbang dua (2) buku bacaan.
b.    Untuk umum (mahasiswa, guru, dosen dan sepadannya) diwajibkan menyumbang tiga buku.
3.   Donatur dan sumbangan halal lain tak mengikat.
Catatan; untuk biaya perawatan masing-masing anggota dikenakan iuran Rp 2000,-/bulan.

H.     
KANTOR KEC BUNGAH
 
Dena lokasi

Untuk Keterangan Lebih Lanjut
Silakan Menghubungi:
OGB Community
Jl. Raya Dukun No 35 Sembungankidul, Gresik; 61155.
Telp : ( 031 ) 70127788,
Email : riyaadlotul_muhtaajiin@ymail.com/adu_mongso@yahoo.com
CP : Wahyudi (085855235923), Ubaidillah (08123026783)

I.         Struktur Pengelola
Penasehat                                             : H. Sa’dan Maftuh, BA.
Pembina                                               : Camat Dukun Gresik
                                                              Kepala Desa Sembungankidul
Direktur Eksekutif                                 : Ubaidillah Bahrum, S. Ag.
Sekretaris                                             : Ida Fitriyah, S.Ei.
Bendahara                                            : H. M. Ata Syifa Nugraha, ST.
Bidang Sirkulasi dan Perpustakaan           : M. Miftah Wahyudi, S. Psi.
                                                               Hilyatul Millah, S. PdI
Bidang Pendidikan dan Latihan                : M. Husni Mubarrok
Bidang Rekrutmen & Pembinaan Anggota : M. Taufiq Kumullah, S. Pd.
Bidang Litbang                                        : Fathul Qorib, S. Ag.
Bidang Perlengakapan dan Sarana             : Khoirul Azhar, S. Pd.
Bidang Humas dan Lembaga                    : Muji Faqoth, S. Th.
                                                                Zayyin Amrullah

J.         Skala Kebutuhan
Selain kebutuhan akan bahan pustaka, kami juga memiliki fasilitas penunjang seperti;
No.
Jenis fasilitas
Kuantitas
1
Komputer Pentium IV
2 unit
2
Karpet
2 buah
3
Meja baca besar
1 buah
4
Meja baca kecil
4 buah
5
Rak panjang
1 buah
6
Rak dinding
2 buah








Adapun beberapa hal yang dibutuhkan sebagaimana terlampir (Lampiran I)



K.       Profil Lembaga Pengusul
OGB Community merupakan sebuah organisasi independen bervisi kemasyarakatan yang memiliki komitmen untuk Membangun Wacana Kritis Masyarakat melalui Pendidikan, Pelatihan dan Kajian. Cikal bakal organisasi ini adalah sekelompok pemuda yang mayoritas merupakan jebolan pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik yang bervariasi angkatan di mana rata-rata adalah lulusan S1. Dari intensitas pembicaraan warung kopi komunitas ini terlahir dengan nama “OGB Community”, yang pada tanggal 05 September 2008 atau 05 Ramadlan 1429 secara kultural resmi didirikan, beranggotakan 9 orang (Kang Ubaidillah Bahrum, Kang Husni, Gus Ata, Mr. Taufiq, Kang Azhar, mas Yudi, Kang Ijum, Kang Fathul, Zayin) dan dalam perjalanannya hingga sekarang bertambah lagi beberapa anggota di antaranya; Ida Fitriyah, Hilyatul Millah, Abd. Rozak dll.
Pada awal berdirinya, OGB Community belum mempunyai kantor tetap dan masih nebeng di gedung Lt. 2 kantor MTS Ihyaul Ulum. Atas kedermawanan hati KH. Sa’dan Maftuh, BA. diberilah izin untuk menempati rumah beliau di alamat JL. Raya Dukun no 35 Sembungankidul. Akhirnya, rumah ini resmi menjadi kantor OGB Community di mana dalam acara peresmiannya turut menyaksikan beberapa elemen masyarakat, seperti sekretaris desa Sembungankidul, rektor STAIU, mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Selanjutnya, lembaga yang banyak menaruh concern pada persoalan-persoalan pendidikan dan kebudayaan ini menunjukkan eksistensinya dengan membuat satu media berupa buletin jum’at. Dalam sejarah pembuatan buletin ini, nilai tradisi pesantren “sowan” tidak lepas dari ciri dan identitas yang terus mendarah daging di organisasi ini. Kepada dua Kiai sepuh di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum (KH. Sa’dan Maftuh, BA. dan KH. Syaihun) niatan ini pun dimusyawarahkan, dan hasilnya diberilah nama buletin ini dengan nama Riyaadlotul_Muhtaajiin, yang bermakna “kesungguhan bagi mereka yang selalu rindu” dalam hal ini ridlo Allah Swt .
Selain itu, untuk menunjukkan sifat independensi yang tidak ingin tergantung pada orientasi material mana pun, baik funding maupun yang lain, sebagai support pendanaan OGB Community mempunyai unit usaha yang berjalan pada penerbitan dan percetakan dengan nama “OGB Graphics”.
Dalam perkembangannya, OGB Community memiliki beberapa orientasi garapan sosial kemasyarakat, di mana yang paling realistis dan dekat momennya adalah pendirian Taman Baca Masyarakat “ Aksara Dunia ”, yang bertujuan untuk membina anak-anak generasi bangsa agar tidak lepas dari tanggungjawabnya sebagai manusia seutuhnya, baik bagi dirinya, agama dan bangsanya. Implementasi dari tujuan tersebut adalah berlaku prefentif bagi generasi muda agar tidak terjerumus pada dunai narkoba, hedonis, asosial dan tindakan tercela lainnya. Sekaligus memberi penyadaran diri bahwa, generasi muda memiliki potensi dalam melanjutkan cita-cita keadilan dan kesederajatan antar manusia, baik sebagai warga negara maupun makhluk ciptaan tuhan. 
Adapun program kerja yang telah dilaksanakan OGB Community sampai dengan saat ini adalah:
1.        Penerbitan buletin jum’at Riyaadlotul Muhtaajiin di masjid-masjid se-kecamatan Dukun Gresik, dan se-kecamatan Karangbingangun Lamongan.
2.        Refleksi hari kebangkitan Nasional ke-101 di Kantor OGB Community.
3.        Tim peneliti pada program unggulan UKM Kabupaten Gresik (tahun 2009).
4.        Diskusi rutin tematik mingguan dan bulanan hingga sekarang.

L.        Penutup
Demikian hal-hal yang dapat kami kemukakan sebagai gambaran mengenai rencana pelaksanaan program nantinya, semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangannya.
Atas bantuan dan terkabulnya permohonan ini kami sampaikan terima kasih.